REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Palestina menilai upayanya mendapatkan hak
veto Dewan Keamanan PBB untuk menjadi anggota penuh mendekati
keberhasilan. Mereka terus melobi anggota dewan keamanan agar mau
menerima Palestina sebagai anggota penuh.
Menteri Luar Negeri
Palestina, Riyad al-Maliki, menyatakan sembilan dari 15 negara anggota
dewan keamanan sudah menyetujui. Hal ini mengakibatkan Amerika Serikat
sebagai anggota dewan keamanan yang permanen terjebak pada posisi yang
sulit. Selama ini, negeri Paman Sam terkenal sebagai sekutu dekat
Israel. Demi tegaknya perdamaian antara Israel dan Palestina, Presiden
Amerika Serikat, Barrck Obama, mencoba membuat terobosan baru dengan
menganalisa dampak yang akan terjadi bagi perdamaian jika Palestina
menjadi negara merdeka.
Rabu (21/9), Obama akan berunding
dengan Presiden Palestina, Mahmud Abbas, dan PM Israel, Benjamin
Netanyahu, untuk menghasilkan kesepakatan terbaik bagi perdamaian
antara kedua negara. "Kami berharap Amerika mengikuti mayoritas anggota
dewan keamanan untuk memihak kepada kami," ungkap Maliki.
Dia
mengatakan Palestina berhak untuk merdeka seperti negara-negara lain
di dunia. Pihaknya mengatakan hal itu harus dilakukan agar rakyat
Palestina dapat hidup mandiri dan jauh dari tekanan Israel yang selama
ini kerap memperluas area Kompleks Pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar