Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin menyatakan,film Pengejar
Angin garapan PUTAAR Production yang bekerjasama dengan Pemprov Sumsel
menampilkan surga tersembunyi (the hidden paradise) yang ada di Sumsel.
“Kali
ini kita tampilkan keindahan alam Desa Semendo, Muara Enim dan
Kabupaten Lahat yang bisa disebut the hidden paradise yang ada di
Sumatera Selatan,” ujar Alex saat pemutaran perdana (gala premiere) film
Pengejar Angin di Studio 21 Palembang Indah Mall (PIM), Selasa (1/11).
Selain
menampilkan keindahan alam Sumsel, film yang bercerita tentang semangat
seorang remaja bernama Dapunta yang diperankan Qausar HY ini juga
mengangkat budaya serta seniman-seniman asal Sumsel yang saat ini
menetap di Jakarta, Palembang, maupun daerah lain.
Adapun
komposisi pemain maupun pendukung dalam film yang disutradarai Hanung
Bramantyo ini adalah 80% berasal dari Sumsel. Alex berharap apa yang
dilakukan Pemprov Sumsel untuk memperkenalkan dan mempromosikan Sumsel
secara nasional, melalui film komersil ini dapat dicontoh oleh daerah
lain sehingga film Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Sedangkan pemilihan judul Pengejar Angin, menurut Alex, memiliki makna
semangat masyarakat Sumsel mengejar impian dan cita-cita. “It kan
berarti angin saja dikejar apalagi yang lain,” ucap Alex.
Alex
juga mengharapkan doa dari seluruh masyarakat Sumsel untuk suksesnya
penyelenggaraan SEA Games XXVI di Palembang. “Insya Allah, pelaksanaan
SEA Games XXVI di Sumsel menjadi pelaksanaan SEA Games yang paling
diingat dunia karena menjadi yang terbaik dan paling teratur dengan
venue berstandar dunia,”tandasnya.
Sementara Hanung Bramantyo
melalui film Pengejar Angin ingin menggambarkan lokalitas dan kekuatan
Indonesia yang disengaja atau tidak masih tersembunyi di Sumsel.
“Disini, saya coba tegaskan bahwa Indonesia bukan hanya di Jakarta
ataupun Pulau Jawa. Melalui kesempatan ini saya coba paparkan melalui
film PengejarAngin,”kata Hanung.
Hanung sengaja memilih 80%
artis pendukung film yang mengangkat budaya lokal “Bajing Loncat” di
kawasan Lahat dan Muaraenim ini putra-putri Sumsel diantaranya aktor
senior Mathias Muchus,maupun sejumlah pendatang baru seperti Medina dan
Siti Helda Meilita termasuk beberapa seniman lokal Sumsel.
“Ini
adalah cerita perjuangan meraih mimpi dan penemuan jati diri.Sebuah
kisah tentang seberapa mungkin putra dari seorang “Bajing Loncat” mampu
membuat perbedaan. Bagi dirinya,keluarga dan negerinya,”ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar