Minggu, 04 September 2011

Bencana di jepang

GEMPA DI JEPANG

Gempa bumi dan tsunami Sendai 2011 (東北地方太平洋沖地震 Tōhoku Chihō Taiheiyō-oki Jishin ?, secara harfiah "Gempa bumi lepas pantai Samudra Pasifik wilayah Tōhoku") adalah sebuah gempa bumi dorongan kuat berkekuatan 9,0 yang mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 10 m (33 kaki). Gempa ini berkekuatan 7,9 berdasarkan skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di utara Prefektur Miyagi, Jepang. Laporan awal menyatakan kekuatan sebesar 7,9, sementara peringatan tsunami JMA menyebutkan 8,4, dan akhirnya 9,0. Fokus gempa bumi dilaporkan berada di lepas pantai Semenanjung Oshika, pantai timur Tōhoku pada 11 Maret 2011, pukul 05:46 UTC (14:46 waktu setempat) pada kedalaman 244 kilometer (152 mil). Laporan Japanese National Police Agency (JNPA) menyatakan bahwa 15.269 tewas dan 8.526 lainnya hilang di enam prefektur, meski dikhawatirkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.

Kekuatan 9,0 menjadikan gempa ini sebagai gempa terbesar yang mengguncang Jepang sepanjang sejarah dan satu dari empat gempa terbesar di dunia sejak pencatatan gempa modern dimulai. Gempa ini dianggap sebagai yang terbesar yang mengguncang Jepang dalam 1.200 tahun terakhir.

GEMPA BUMI

Gempa utama didahului oleh serangkaian gempa awal dengan kekuatan 7,2 MW pada 9 Maret yang terletak 40 kilometer (25 mil) dari zona gempa 11 Maret, dan diikuti oleh tiga gempa lainnya pada hari yang sama di atas 6 MW. Satu menit sebelum gempa, Peringatan Awal Gempa Bumi yang terhubung dengan sekitar 1.000 seismometer di Jepang mengirimkan peringatan di televisi mengenai gempa selanjutnya kepada jutaan orang. Hal ini diduga telah menyelamatkan banyak jiwa.

Gempa terjadi di sebelah barat Samudera Pasifik, 130 kilometer (81 mil) di timur Sendai, Honshu, Jepang. Episenternya terletak 373 kilometer (232 mil) dari Tokyo, menurut United States Geological Survey (USGS). Beberapa gempa susulan dilaporkan setelah gempa awal sebesar M8,9 pukul 14:46 waktu setempat. Gempa susulan sebesar 7,0 terjadi pukul 15:06 waktu setempat, M7,4 pukul 15:15 waktu setempat dan M7,2 pukul 15:26 waktu setempat. Lebih dari seratus gempa susulan berkekuatan 4,5 atau lebih besar terjadi sejak gempa pertama.

Awalnya dilaporkan berkekuatan 7,9 oleh USGS, magnitudo gempa langsung dinaikkan hingga 8,8 dan 8,9 , dan akhirnya 9,0 atau 9,1. Gempa ini terjadi di Palung Jepang, tempat subduksi Lempeng Pasifik di bawah Lempeng Amerika Utara. Gempa sebesar ini biasanya memiliki retakan sepanjang 480 kilometer (300 mil) dan memerlukan jalur patahan yang relatif lurus. Karena pinggiran lempeng dan zona subduksi di kawasan ini tidak terlalu lurus, gempa di daerah ini dapat mencapai 8 hingga 8,5, dan magnitudo gempa ini mengejutkan bagi sejumlah seismolog. Kawasan hiposenter gempa ini memanjang dari lepas pantai Prefektur Iwate hingga Ibaraki. Badan Meteorologi Jepang mengatakan bahwa gempa ini mungkin meretakkan zona patahan dari Iwate hingga Ibaraki dengan panjang 400 kilometer (250 mil) dan lebar 200 kilometer (120 mil). Diduga bahwa gempa ini memiliki mekanisme yang sama seperti gempa besar lain tahun 869 yang juga mengakibatkan tsunami besar.

Gempa ini menempati tingkat maksimum 7 pada skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di Kurihara, Prefektur Miyagi. Tiga prefektur lain—Fukushima, Ibaraki dan Tochigi—mencatat tingkat 6 atas pada skala JMA. Stasiun seismik di Iwate, Gunma, Saitama dan Prefektur Chiba mencatat tingkat 6 bawah di kawasan itu dan tingkat 5 atas di Tokyo.

Seorang pejabat lokal di kota Kurihara, Prefektur Miyagi yang paling parah kerusakannya melalui wawancara telepon oleh Agence France-Presse (AFP) mengatakan:

Kami mengalami guncangan hebat untuk sementara sehingga kami perlu berpegangan pada sesuatu agar tidak jatuh. Kami tidak dapat langsung keluar dari gedung karena guncangannya berlanjut... Para pejabat kota sekarang berada di luar dan mengumpulkan informasi tentang kerusakan.

Sebuah gempa berkekuatan 6,7 menurut JMA terjad pukul 18:59 UTC< 11 Maret (03:59, 12 Maret waktu lokal). Hiposenternya terletak di Prefektur Niigata pada kedalaman 10 kilometer (6.2 mil). Gempa ini tercatat pada tingkat 6 atas menurut skala intensitas JMA di Prefektur Nagano dan 6 bawah di Niigata.

TSUNAMI

Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami untuk pantai Pasifik Jepang dan sedikitnya 20 negara, termasuk seluruh pantai Pasifik Amerika dari Alaska ke Chili Peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh Jepang adalah yang paling serius dalam skala peringatannya dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 10 m (33 kaki). Menurut kantor berita Kyodo, gelombang tinggi terlihat di Bandar Udara Sendai pukul 3:55 sore JST yang berada dekat pesisir prefektur Miyagi dengan gelombang yang mampu memindahkan kendaraan dan membanjiri banyak bangunan ketika masuk ke daratan. Kantor berita Kyodo melaporkan tsunami setinggi empat meter (13 ft) menerjang Prefektur Iwate di Jepang. Gelombang setinggi 05-m (200 in) menerjang pantai utara Jepang. Laporan menyebutkan bahwa dinding air lebih tinggi dari sejumlah pulau di Pasifik dan bahaya tsunami memunculkan peringatan untuk hampir seluruh daerah di Samudra Pasifik.
Dalam pernyataan kepada pers, seorang pejabat Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengatakan:
“Gempa sebesar ini memiliki potensi untuk menciptakan tsunami yang dapat menghantam pesisir dekat episenter dalam hitungan menit dan pesisir yang lebih jauh dalam hitungan jam.”


United States West Coast and Alaska Tsunami Warning Center mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir California dan Oregon dari Point Conception, California hingga perbatasan Oregon-Washington. Penduduk di Seaside dan Astoria, Oregon diberitahu melalui panggilan mundur 911 dan sirene pada jam-jam pagi untuk mengevakuasi wilayah rendah; sekolah negeri ditutup pada hari itu. Ketika tsunami menghantam Guam, dua kapal selam AS ditarik dari penjangkarannya dan segera ditarik dengan bantuan kabel. Tsunami setinggi 2 meter menghantam sebagian Hawaii dengan gelombang mencapai 30 meter ke daratan di sisi selatan Big Island, namun tidak ada kerusakan yang dilaporkan.

# DAMPAK

Korban

Tokyo Broadcasting System (TBS) dan atau Japanese National Police Agency telah mengkonfirmasi 15.269 tewas, 5.363 luka dan 8.526 hilang di enam prefektur.

Pada pukul 09:30 11 Maret UTC, Google Person Finder, yang sebelumnya digunakan pada gempa bumi Haiti, Chili, dan Christchurch, mengumpulkan informasi mengenai korban selamat dan lokasi mereka saat ini.

Dikonfirmasi bahwa dua kereta penumpang dengan jumlah penumpang yang tidak diketahui menghilang di daerah pantai selama bencana tsunami.

Selain itu, sebuah kapal yang mengangkut 100 orang terbawa oleh tsunami. Keadaan kapal saat ini belum diketahui.

Infrastruktur

Dampak dari gempa meliputi kebakaran di sebuah bangunan di Pelabuhan Tokyo dengan sebagian wilayah pelabuhan banjir, temrasuk pencairan tanah di lapangan parkir Tokyo Disneyland. Layanan kereta peluru Shinkansen dihentikan di dalam dan luar Tokyo meski tidak terjadi kecelakaan; Bandar Udara Internasional Narita dan Bandar Udara Haneda menghentikan operasi setelah gempa, dengan sebagian besar penerbangan dialihkan ke bandara lain sampai pemberitahuan selanjutnya. Berbagai jasa kereta api di seluruh Jepang dibatalkan, termasuk JR East yang menghentikan semua layanan pada hari itu.

Menurut Tohoku Electric, sekitar 4,4 juta rumah di timur laut Jepang mengalami pemadaman listrik. Sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir dan konvensional dimatikan setelah gempa.

Sebuah kilang minyak milik Cosmo Oil Company terbakar akibat gempa di Ichihara, Prefektur Chiba di timur Tokyo.

Jaringan transportasi Jepang juga terkena dampaknya. Banyak bagian jalan ekspres Tohoku yang melayani wilayah utara Jepang rusak. Sebagian besar layanan kereta dihentikan di Tokyo dengan 20.000 orang terjebak di stasiun-stasiun besar di seluruh Tokyo. Beberapa jam setelah gempa, beberapa layanan kereta dilanjutkan.

Menurut pejabat Chunghwa Telecom, gempa telah mengakibatkan "sejumlah kerusakan" terhadap kabel bawah laut dekat Kita di pantai timur Jepang, namun transmisi data tidak terganggu.

Kebakaran dilaporkan terjadi di seluruh kota Kesennuma, Jepang.

Pembangkit listrik tenaga nuklir

PLTN Onagawa, Fukushima I, Fukushima II dan Tōkai secara otomatis padam setelah gempa. PLTN Higashidōri yang juga terletak di pantai timur laut telah dipadamkan untuk pengecekan rutin. Instalasi pemrosesan nuklir Rokkasho dioperasikan melalui generator diesel darurat.

Secara terpisah, sebuah kebakaran terjadi di pembangkit Onagawa. Kebakaran ini terjadi di bangunan yang berisi turbin dan berada terpisah dari reaktor pembangkit listrik.

Fukushima

Menurut Associated Press Jepang telah mengumumkan keadaan darurat setelah kegagalan sistem pendingin di PLTN Fukushima I. Pejabat mengatakan tidak ada kebocoran radiasi atau bahan radioaktif.

Satu fasilitas di Fukushima mengalami kesalahan mekanis pada sistem pendingin reaktor setelah dipadamkan dan suplai tenaga darurat gagal, namun tidak ada kebocoran radiasi. Lewat tengah malam waktu setempat, dilaporkan bahwa The Tokyo Electric Power Company mempertimbangkan untuk mengeluarkan gas superpanas dari reaktor ke atmosfer yang dapat mengakibatkan keluarnya radioaktif. Inti reaktor masih panas sehingga pendinginan masih diperlukan. Seorang pejabat Japanese Nuclear and Industrial Safety Agency melaporkan bahwa karena ketiadaan listrik, sistem pendingin darurat saat ini dioperasikan dengan baterai yang bertahan selama delapan jam. Enam baterai lain telah diamankan dan pemerintah dapat menggunakan helikopter militer untuk menerbangkannya. Keadaan darurat telah diumumkan sebagai tindakan pencegahan. Lebih dari 2.000 penduduk yang menetap pada radius 3-kilometer (1.9 mil) dari pembangkit listrik nuklir dievakuasi, sementara penduduk yang menetap di zona 3 to 10 kilometers (1,9 hingga 6,2 mil) diminta untuk mengungsi.

Pejabat Jepang telah mengumumkan keinginan mereka untuk mengeluarkan gas "sedikit radioaktif" untuk menyeimbangkan tekanan di dalam reactor.

Pasar keuangan

Indeks Nikkei Jepang mengalami penurunan 5% setelah perdagangan ditutup. Pasar saham lain di seluruh dunia juga terkena dampaknya; DAX Jerman jatuh 1,2% hingga 6.978 poin dalam hitungan menit. Bursa Saham Bombay atau Sensex (India) juga jatuh 0,84% Harga minyak juga jatuh sebagai akibat dari gempa di Jepang dan kerusuhan di Libya dan demonstrasi di Saudi Arabia, dengan nilai minyak mentah AS turun hingga $99,01 dari $100,08 per barel pada siang hari dan minyak mentah Brent turun $2,62% dari $112,81 per barel. Di Hong Kong, Menteri Keuangan John Tsang memperingatkan investor untuk "mengambil perhatian lebih" karena gempa memiliki dampak jangka pendek terhadap pasar saham setempat.

# Tanggapan

Tanggapan pemerintah

Perdana Menteri Naoto Kan mengatakan pemerintah telah memobilisasi Pasukan Bela Diri Jepang di berbagai zona bencana gempa. Ia meminta masyarakat Jepang untuk tenang dan mengecek media massa untuk informasi terbaru. Ia juga melaporkan sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir secara otomatis padam untuk mencegah kerusakan dan kebocoran radiasi. PM Kan juga mendirikan kantor darurat di kantornya untuk mengkoordinasikan respon pemerintah.

Bank sentral telah berjanji melakukan yang terbaik untuk menjamin kestabilan pasar keuangan.

Tanggapan internasional

Jepang menerima pesan duka cita dan tawaran bantuan dari berbagai pemimpin dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, tim SAR dari 45 negara telah ditawarakan kepada Jepang. Jepang secara spesifik meminta tim dari Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Amerika Serikat memindahkan armada angkatan lautnya lebih dekat ke Kepulauan Jepang untuk keperluan menyediakan bantuan. Jerman mengirimkan spesialis SAR dari Technisches Hilfswerk.

Tidak ada komentar: